
Papua – Dukungan terhadap kebijakan strategis pemerintah dalam pengelolaan sumber daya alam terus mengalir dari berbagai penjuru tanah air. Kali ini, dukungan tersebut datang dari tanah Papua, tepatnya dari Ondoafi atau tokoh adat Papua, Roliyanus Tapatkeding, yang menyampaikan apresiasi atas komitmen Pemerintah Pusat dalam mengembangkan infrastruktur industri nikel di Papua Barat.
Dalam keterangannya, Roliyanus menyebut bahwa hadirnya industri nikel membawa harapan besar bagi masyarakat adat di wilayah Raja Ampat. Menurutnya, langkah pemerintah ini menjadi awal penting bagi percepatan pembangunan berkelanjutan yang berpihak pada rakyat, khususnya dalam perbaikan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.
“Kami memberikan dukungan besar kepada Pemerintah Pusat dengan masuknya infrastruktur nikel ke Papua Barat. Kehadiran nikel ini dapat membantu perbaikan jalan-jalan rusak, pembangunan jembatan, serta menjawab persoalan anak-anak terlantar yang jumlahnya masih banyak di Papua, terutama di Raja Ampat,” ujar Roliyanus.
Ia menilai bahwa industri nikel bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga menyentuh aspek sosial yang lebih luas. Dengan terbukanya peluang kerja baru, masyarakat di Raja Ampat akan memiliki akses terhadap penghasilan harian yang layak, sekaligus mengurangi angka pengangguran yang selama ini menjadi tantangan berat di daerah tersebut.
“Kami berharap perkembangan nikel ini segera terealisasi di Papua Barat. Kami ingin anak-anak kami bisa masuk kerja dan memiliki penghasilan sendiri. Ini sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat dan perekonomian lokal. Karena itu, saya sangat mengapresiasi dan mendukung penuh langkah Pemerintah Pusat dalam pengembangan nikel yang masuk ke Raja Ampat,” tegasnya.
Roliyanus juga menekankan pentingnya pelibatan masyarakat adat dalam proses pembangunan agar tidak hanya menjadi penonton di tanah sendiri. Ia berharap proyek nikel ini dijalankan dengan prinsip keberlanjutan dan keadilan sosial, serta tetap menjaga kelestarian alam yang menjadi warisan leluhur masyarakat Papua.
Sambutan positif dari tokoh adat seperti Roliyanus Tapatkeding menunjukkan bahwa komitmen pemerintah dalam mengelola potensi tambang nikel di Papua telah mendapat legitimasi sosial dari akar rumput. Hal ini sekaligus memperkuat posisi pemerintah dalam upaya menciptakan pembangunan yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Dengan pendekatan yang inklusif dan menghormati kearifan lokal, pembangunan industri nikel di Papua Barat diharapkan mampu menciptakan transformasi yang adil, berdaya saing, dan berkelanjutan bagi seluruh anak bangsa.