Tiga Prajurit Diserang OPM, Pengamat: Jangan Sampai Pendekatan Humanis di Papua Hanya Retorika dan Narasi Fiktif Belaka

jabartrigger.com – Pengamat Sosial-Politik dari Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa, menilai pendekatan kesejahteraan dalam konteks penanganan Papua yang paling tepat, dilakukan pemerintah dibanding pendekatan militer.

“Pada dasarnya, pergeseran pendekatan militer ke pendekatan kesejahteraan yang dilakukan pemerintah paling tepat dalam konteks penanganan Papua,” ujar Herry, Jumat (28/1/2022).

Pernyataan Herry merespon pendapat Menko Polhukam Mahfud MD, menyusul penyerangan oleh TPNPB-OPM terhadap pos militer di Kabupaten Puncak.

Mahfud menyebut, aparat yang bertugas di Papua kini lebih mengedepankan cara defensif ketimbang menyerang.

Hal tersebut kata Mahfud dikarenakan adanya perubahan dalam gaya pendekatan militer di Papua.

Diketahui, tiga prajurit TNI tewas ditembak KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata), sedangkan 1 anggota TNI lainnya dinyatakan kritis.

Ketiga prajurit yang tewas ditembak KKB tersebut diserang saat sedang berjaga di pos TNI.

Karena itu kata Herry, Papua saat ini harus diberikan perhatian lebih dari perspektif kesejahteraan.

Baca juga  Anthony Ginting Menyerah dari Loh Kean Yew di Laga Pembuka Piala Thomas 2022

Diantaranya seperti peningkatan kualitas pendidikan, ekonomi serta pemerataan pembangunan berbasis kolaborasi sosial.

“Kacamata kita dan kacamata pemerintah harus sama yakni memandang Papua dari beragam variabel karena aspek sosiologis-politik di Papua berbeda dengan bagian Indonesia lainnya,” tutur Herry.

Kata Herry, terkait gugurnya tiga prajurit TNI yang ditembak OPM juga menjadi anomali, sehingga harus dievaluasi pendekatannya dalam konteks penanganan Papua.

“Nah soal Anggota TNI yang gugur di Papua akibat OPM ini juga jadi anomali. Ketika Pemerintah sudah berusaha humanis namun Papua masih belum stabil? Ya harus dievaluasi,” kata Herry.

Lebih lanjut, Herry mengingatkan pendekatan Papua yang humanis tak hanya retorika dan narasi fiktif, melainkan harus dimaknai dan direspon dengan bijak oleh pemerintah.

“Jangan sampai pendekatan yang humanis di Papua hanya retorika dan narasi fiktif belaka. Konsekuensi kebijakan ini adalah soal konsistensi dan keadilan, saya kira bisa dimaknai dan direspons bijak oleh Pemerintah dalam menangani Papua,” papar dia.

Baca juga  Wamenkeu Suahasil Nazara: Tanda-tanda Pemulihan Ekonomi Mulai Tampak

Selain itu kata Herry, saat ini Papua butuh rekonsiliasi.

“Persis dulu soal GAM, Pemerintah seyogyanya mempercepat terciptanya resolusi damai agar tidak ada pihak-pihak yang justru memanfaatkan konflik Papua sebagai komoditas politik dan bisnis,” katanya. Melansir suara.com.

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *