Setelah Peretasan Rusia, Google Down, Dihack?

Logo Google. [Shutterstock]

jabartrigger.com – Jutaan orang tidak dapat mengakses akun Google mereka, termasuk Gmail dan YouTube, setelah mesin telusur terbesar di dunia itu down. Ini terjadi hanya beberapa hari setelah pelanggaran besar terhadap lembaga Pemerintah AS oleh peretas Rusia.

Pemadaman berlangsung selama lebih dari satu jam. Downdetector.com telah mengonfirmasi masalah besar dengan situs web dan layanannya.

 

Google Drive, Google Trends, dan program serta layanan lain dari Alphabet Inc juga turun. Ribuan orang telah melaporkan pemadaman dengan mesin pencari terbesar di dunia.

“Kami menyadari adanya masalah dengan Gmail yang mempengaruhi mayoritas pengguna. Pengguna yang terpengaruh tidak dapat mengakses Gmail,” tulis pernyataan Google dilansir laman Express, Selasa (15/12/2020).

Ilustasi Gmail di smartphone. [Shutterstock]
“Kami sadar banyak dari Anda yang mengalami masalah saat mengakses YouTube – tim kami sadar dan menyelidikinya. Kami akan mengabari Anda di sini segera setelah kami memiliki lebih banyak infromasi,” cuit akun Twitter TeamYouTube.

Ilustrasi hacker. [Shutterstock]
Seorang juru bicara ahli keamanan memperingatkan pemadaman ini bisa menjadi “9/11 serangan peretasan cyber”. Will Geddes mengatakan kepada TalkRADIO Mike Graham bahwa awalnyaserangan itu awalnya ditujukan ke AS.

Baca juga  Dapat Sinyal Positif, LIB Harap BNPB Terbitkan Izin Liga 1 2021/2022 Pekan Ini

“Ada sejumlah departemen dan organisasi federal AS yang juga diserang. Jadi ini cukup memprihatinkan, ini bisa jadi serangan peretasan dunia maya 9/11. Mungkin saja ada aktor negara di belakangnya,” ujarnya.

 

Pemadaman global ini terjadi beberapa jam setelah Pemerintah AS menjadi sasaran para tersangka peretas Rusia dalam serangan dunia maya.

Menurut laporan, peretasan itu sangat serius sehingga menyebabkan pertemuan Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih selama akhir pekan.

Departemen Perdagangan AS mengonfirmasi pada Minggu bahwa pihaknya telah menjadi korban pelanggaran data.

 

Menurut sumber, peretas membobol perangkat lunak kantor NTIA, Microsoft Office 365, dan email staf di agensi tersebut dipantau oleh peretas selama berbulan-bulan.

“Kami dapat mengonfirmasi telah terjadi pelanggaran di salah satu biro kami. Kami telah meminta CISA dan FBI untuk menyelidiki, dan kami tidak dapat berkomentar lebih lanjut untuk saat ini. CISA memberikan bantuan teknis kepada entitas yang terkena dampak saat mereka bekerja untuk mengidentifikasi dan mengurangi potensi kompromi,” kata Departemen tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada CNN.

Baca juga  Tegang, Senator AS Desak Presiden Joe Biden Usir Sekitar 300 Diplomat Rusia

 

John Ullyo, juru bicara Dewan Keamanan Nasional, menambahkan bahwa pemerintah Amerika Serikat mengetahui laporan ini.

“Kami mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang mungkin terkait dengan situasi ini,” ujarnya.

 

Sumber : Suara.com

 

 

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *