
Oleh : Naura Astika )*
Dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik, Pemerintah Indonesia terus menggulirkan berbagai program stimulus ekonomi sebagai strategi utama untuk memperkuat daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas perputaran ekonomi nasional.
Program ini bukan semata-mata solusi jangka pendek, tetapi merupakan bentuk intervensi fiskal yang dirancang untuk memastikan perekonomian tetap berjalan dalam berbagai kondisi, termasuk di tengah gejolak harga komoditas dunia, tekanan inflasi, hingga dampak ketidakpastian geopolitik internasional.
Dalam praktiknya, stimulus ekonomi telah terbukti menjadi instrumen vital dalam mempertahankan konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi pilar utama penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan stimulus dan berbagai percepatan program pemerintah dikeluarkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi agar tetap bisa mendekati lima persen. Pemerintah memastikan penyaluran paket stimulus ekonomi triwulan dua tahun 2025 tetap berjalan sesuai rencana.
Salah satu bentuk stimulus yang paling nyata dirasakan masyarakat adalah bantuan sosial dan subsidi yang diberikan langsung kepada kelompok rentan. Bantuan ini hadir dalam berbagai bentuk, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Langsung Tunai (BLT), hingga subsidi energi seperti listrik dan bahan bakar.
Kehadiran bantuan semacam ini mampu menjaga daya beli kelompok bawah yang kerap menjadi yang paling terdampak oleh tekanan ekonomi. Dengan tetap terjaganya konsumsi rumah tangga dari kelompok ini, roda ekonomi tetap berputar, terutama di sektor informal dan UMKM yang sangat bergantung pada pengeluaran harian masyarakat.
Tidak hanya itu, program stimulus juga menyasar sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Pemerintah melalui berbagai skema seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah, restrukturisasi pinjaman, serta insentif pajak, berupaya menjaga keberlangsungan usaha masyarakat kecil.
Langkah ini penting, mengingat UMKM tidak hanya menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, tetapi juga menyumbang lebih dari 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Ketika UMKM mendapatkan akses pembiayaan dan keringanan, mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga berpotensi tumbuh dan membuka lapangan.
Ketua Fraksi Partai Gerindra, Budisatrio Djiwandono mengatakan stimulus ini sebagai langkah tepat untuk mendongkrak daya beli masyarakat, memperkuat konsumsi domestik, sekaligus mendorong pemerataan ekonomi daerah. Paket stimulus ini dirancang untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi triwulan II kembali ke kisaran 5 persen melalui intervensi fiskal yang menyasar langsung penguatan daya beli masyarakat.
Selain stimulus dalam bentuk langsung, pemerintah juga mengadopsi kebijakan fiskal ekspansif seperti percepatan belanja negara, terutama untuk proyek-proyek infrastruktur padat karya. Proyek seperti pembangunan jalan, jembatan, irigasi, dan fasilitas umum lainnya, selain meningkatkan kualitas infrastruktur, juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Hal ini memberikan efek ganda: masyarakat mendapatkan penghasilan, sementara infrastruktur yang dibangun mendorong konektivitas ekonomi jangka panjang. Ketika masyarakat memiliki penghasilan, daya beli pun meningkat, dan konsumsi pun kembali menjadi penggerak ekonomi nasional.
Penting untuk disadari bahwa daya beli masyarakat memiliki korelasi erat dengan tingkat inflasi dan stabilitas harga. Oleh karena itu, selain menyalurkan bantuan dan insentif, pemerintah juga terus menjaga ketersediaan dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok melalui berbagai kebijakan, termasuk operasi pasar, penguatan distribusi logistik, serta pengendalian harga melalui koordinasi dengan pemerintah daerah. Ketika harga kebutuhan pokok terkendali, masyarakat memiliki kepastian dalam mengatur pengeluarannya, yang kemudian memperkuat kepercayaan mereka untuk tetap berbelanja dan beraktivitas secara normal.
Efektivitas stimulus ekonomi juga sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Dalam banyak kasus, keberhasilan implementasi program stimulus sangat ditentukan oleh kemampuan pemerintah daerah dalam mendata sasaran secara tepat, menyalurkan bantuan secara efisien, dan memastikan tidak adanya tumpang tindih kebijakan.
Digitalisasi juga menjadi komponen krusial dalam mengefisienkan penyaluran stimulus. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah memanfaatkan sistem digital seperti penggunaan rekening bank, aplikasi bantuan sosial, dan platform e-commerce lokal untuk menjangkau penerima manfaat. Hal ini tidak hanya mempercepat penyaluran bantuan, tetapi juga sekaligus memperluas inklusi keuangan di kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Namun pemerintah terus menghadapi dinamika pelaksanaan yang secara bertahap terus diatasi melalui berbagai langkah strategis. Pemerintah terus merancang skema stimulus yang mampu mendorong kemandirian masyarakat dalam jangka panjang, melainkan mampu menggerakkan partisipasi aktif masyarakat untuk membangun daya saing ekonominya. Oleh sebab itu, program stimulus yang berkelanjutan idealnya dikombinasikan dengan program pemberdayaan, pelatihan keterampilan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya dibantu dari sisi konsumsi, tetapi juga diberdayakan dari sisi produksi dan inovasi.
Secara keseluruhan, program stimulus ekonomi telah menjadi jangkar penting bagi kestabilan sosial dan ekonomi nasional, terutama dalam masa-masa sulit. Dengan mempertahankan daya beli masyarakat dan memastikan perputaran uang di berbagai lapisan masyarakat tetap berjalan, pemerintah tidak hanya mencegah perlambatan ekonomi, tetapi juga menyiapkan fondasi yang lebih kokoh untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan pengelolaan yang selama ini berlangsung secara transparan, adaptif, dan berfokus pada pemberdayaan, stimulus ini terus menjadi alat vital, maka ia akan terus menjadi alat vital dalam memastikan bahwa ekonomi Indonesia tetap tangguh menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
)* Pengamat Isu Strategis