Pergantian Presiden: Pilar Sejarah Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

Bandung, 28 September 2024 – Pergantian presiden di Indonesia kerap menjadi sorotan, bukan hanya sebagai momen politik, tetapi juga sebagai tonggak penting dalam sejarah pembangunan yang berkelanjutan. Sejak era Reformasi, pergantian kepemimpinan di Indonesia telah menunjukkan konsistensi dalam melanjutkan berbagai program pembangunan, mencerminkan kematangan demokrasi dan komitmen untuk membawa negara menuju kemajuan yang berkesinambungan.

Presiden baru yang dilantik pada Oktober 2024, diharapkan tidak hanya meneruskan berbagai proyek infrastruktur dan sosial yang sudah berjalan, tetapi juga menghadirkan inovasi dalam rangka memperkuat fondasi ekonomi, sosial, dan politik bangsa. Pemerintah, bersama dengan masyarakat, menaruh harapan tinggi bahwa transisi kekuasaan kali ini akan tetap mempertahankan stabilitas serta akselerasi pembangunan yang telah dirintis oleh presiden sebelumnya.

Membangun Di Atas Fondasi Kokoh

Sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dilanjutkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembangunan berkelanjutan menjadi agenda utama. SBY meletakkan dasar bagi reformasi birokrasi, pemulihan ekonomi pascakrisis, serta penguatan peran Indonesia di panggung internasional. Presiden Jokowi kemudian memperluas fokus pada pembangunan infrastruktur, terutama di wilayah-wilayah terpencil, guna mendorong pemerataan ekonomi.

Dengan adanya pergantian presiden, perhatian publik kini tertuju pada bagaimana presiden baru akan melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis yang telah dijalankan, seperti Tol Laut, pembangunan jalan tol lintas pulau, percepatan pembangunan wilayah timur Indonesia, serta kebijakan hilirisasi industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Pergantian kepemimpinan bukan berarti memulai dari awal. Presiden baru harus mampu membaca peta pembangunan yang sudah dirintis, melakukan evaluasi yang tepat, dan memberikan inovasi baru yang relevan dengan tantangan zaman,” ujar Prof. Eko Prasojo, pakar kebijakan publik dari Universitas Indonesia.

Baca juga  Tokoh-Tokoh G30SPKI: 7 Pahlawan Revolusi yang Dibuang di Lubang Buaya

Stabilitas dan Kepastian Kebijakan

Pembangunan berkelanjutan membutuhkan stabilitas kebijakan yang konsisten, terutama dalam jangka panjang. Salah satu perhatian utama masyarakat dan kalangan pengusaha adalah keberlanjutan kebijakan investasi dan infrastruktur, yang menjadi pilar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kepastian dalam regulasi dan kelanjutan proyek-proyek besar, seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) dan hilirisasi industri tambang, menjadi indikator penting bagaimana pemerintahan baru menjaga momentum pembangunan.

“Bagi investor dan pelaku usaha, stabilitas kebijakan sangat penting. Mereka ingin kepastian bahwa proyek-proyek yang sedang berjalan tidak akan terhenti di tengah jalan karena adanya perubahan pemerintahan,” ujar Shinta Kamdani, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).

Tantangan di Depan Mata

Meskipun momentum pembangunan saat ini telah berada di jalur yang positif, pergantian presiden tetap menghadirkan sejumlah tantangan. Salah satunya adalah adaptasi terhadap perubahan global, seperti dampak perubahan iklim dan ketidakpastian ekonomi internasional. Pemerintah baru dituntut untuk tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga menyiapkan langkah-langkah untuk menghadapi era digital dan ekonomi hijau.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan pentingnya melanjutkan reformasi di sektor fiskal dan memastikan bahwa pembangunan dilakukan secara berkelanjutan, terutama dengan mempertimbangkan anggaran negara yang sehat. “Pemerintah harus bisa menjaga keseimbangan antara investasi di sektor-sektor penting dan pengelolaan anggaran yang baik. Jika dilakukan dengan benar, pembangunan kita tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga inklusif,” ujarnya dalam sebuah forum ekonomi di Jakarta.

Baca juga  Indosat Kembali Jual 4.200 Menara Telekomunikasi

Optimisme Menuju Indonesia Emas 2045

Pergantian presiden kali ini juga dilihat sebagai momentum penting dalam perjalanan menuju visi Indonesia Emas 2045, di mana Indonesia bercita-cita menjadi negara maju dengan perekonomian yang kuat dan inklusif. Untuk mencapai visi tersebut, setiap pemerintahan harus dapat berkolaborasi secara lintas generasi, memastikan bahwa fondasi yang diletakkan oleh presiden sebelumnya menjadi dasar bagi kemajuan selanjutnya.

“Kunci utama adalah kesinambungan. Sejarah mencatat bahwa bangsa yang berhasil adalah bangsa yang tidak hanya berinovasi, tetapi juga menghargai dan melanjutkan pencapaian masa lalu,” ujar Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Dengan optimisme yang tinggi, Indonesia di bawah kepemimpinan presiden baru diharapkan dapat terus menjaga arah pembangunan yang inklusif, mengutamakan pemerataan, dan menjawab tantangan global dengan solusi yang inovatif dan berkelanjutan.

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *