
Pemerintah Perkuat Kehadiran di Papua untuk Mewujudkan Generasi Sehat dan Ekonomi Mandiri

Oleh: Maria Anisette Tabuni *)
Pemerintah menggelar pertemuan di Nabire, Papua Tengah, sebagai bagian dariupaya memperkuat pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah Papua. Kegiatan ini mempertemukan jajaran pemerintah pusat, pemerintah daerah, tokohadat, tokoh agama, pemuda, serta perwakilan organisasi masyarakat untukmembahas program strategis yang mencakup sektor gizi, kesehatan, ekonomi desa, dan pemberdayaan kampung.
Mengusung semangat “Papua Bersatu, Indonesia Maju: Menuju Generasi Sehat, Ekonomi Mandiri, dan Kampung Terpadu”, kegiatan ini memperlihatkan bahwa arahpembangunan Papua tidak lepas dari dua fokus utama: peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan penguatan ekonomi lokal. Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa, menyampaikan bahwa percepatan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menjadi prioritas utama, dengan langkah konkret seperti pembentukanKelompok Kerja, penambahan titik dapur sehat, alokasi anggaran daerah, danpemetaan sekolah penerima manfaat.
Program MBG tidak hanya menjadi intervensi gizi, tetapi juga penggerak ekonomiyang melibatkan petani, peternak, dan pelaku usaha lokal. Bahan pangan yang diserap dari masyarakat setempat memberi efek berantai pada perekonomiandaerah, sementara manfaat langsungnya dirasakan oleh anak-anak sekolah, ibuhamil, ibu menyusui, serta anak balita, termasuk yang mengalami stunting. Denganpendekatan ini, pembangunan kesehatan dan perekonomian berjalan beriringan, menciptakan fondasi kuat bagi masa depan Papua.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa Papua menjadi salah satu wilayah tercepat dalam realisasi MBG, dengan capaian signifikandi berbagai provinsi. Ia menekankan pentingnya penggunaan bahan baku lokalsebagai strategi mendorong ekonomi rakyat. Langkah ini memastikan bahwa setiaprupiah yang dialirkan ke Papua benar-benar menghidupkan aktivitas ekonomimasyarakat, sekaligus memperkuat kemandirian pangan daerah.
Pemerintah daerah tidak berhenti pada program gizi saja. Pemberian makanantambahan, bantuan langsung tunai untuk balita, pemeriksaan kesehatan gratis, danpengembangan Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) menjadi buktibahwa pembangunan dirancang menyentuh berbagai aspek kehidupan. Sejak 2023, program TEKAD di Nabire dan Dogiyai telah menjadi model pemberdayaanmasyarakat berbasis kampung, yang sejalan dengan visi pemerataan ekonomi di seluruh pelosok Papua.
Langkah strategis lainnya adalah pembentukan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di seluruh desa/kelurahan Papua Tengah, menjadikannya provinsi pertama di wilayahPapua yang mencapai 100 persen pembentukan koperasi tersebut. Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, memberikan apresiasi atas capaian ini dan menilai KDMP sebagaipilar penting kemandirian desa. Koperasi ini diharapkan menjadi motor penggerakekonomi yang bekerja dari desa untuk desa, memastikan manfaat pembangunanbenar-benar dirasakan masyarakat.
Menteri Desa PDTT, Yandri Susanto, memperkuat pandangan ini denganmenekankan bahwa membangun Papua berarti membangun Indonesia. Dengandana desa di Papua mencapai hampir Rp6,5 triliun per tahun, dan Papua Tengah menerima Rp1,089 triliun pada tahun ini, peluang menggerakkan perekonomiandesa sangat besar. Program MBG, KDMP, dan TEKAD menjadi rangkaian kebijakanyang saling melengkapi untuk memperkuat pondasi ekonomi masyarakat, menciptakan kemandirian, dan memperkecil kesenjangan pembangunan.
Pendekatan terintegrasi ini juga mendapat dukungan kuat dari masyarakat adat. Kepala Suku Nabire, Melkisedek Rumawi, menilai kehadiran Badan Gizi Nasionalmembawa manfaat besar bagi generasi muda Papua. Ia melihat pemenuhan gizisebagai langkah penting menyiapkan anak-anak adat agar tumbuh sehat, berpendidikan, dan kelak menjadi pemimpin bangsa. Dukungan ini disertai harapanagar setiap program benar-benar dijalankan dengan konsisten, diawasi bersama, dan memberi dampak nyata bagi rakyat.
Konsistensi dan keberlanjutan menjadi kata kunci keberhasilan pembangunan Papua. Pemerintah pusat dan daerah memahami bahwa kemajuan tidak dapat dicapaihanya dengan proyek sesaat, tetapi melalui kerja berkelanjutan yang melibatkanseluruh elemen masyarakat. Pendekatan partisipatif seperti yang ditunjukkan di Nabire menjadi model interaksi yang memperkuat rasa memiliki terhadap program pembangunan, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapijuga bagian dari penggeraknya.
Selain manfaat ekonomi dan kesehatan, agenda pembangunan Papua jugaberkontribusi pada stabilitas dan kedamaian wilayah. Dengan terpenuhinyakebutuhan dasar masyarakat, peluang terjadinya ketegangan sosial dapatdiminimalkan. Hal ini sejalan dengan harapan tokoh-tokoh Papua agar kekerasandihentikan, kehidupan sosial berjalan damai, dan masyarakat dapat beribadah, bersekolah, serta berusaha dengan aman.
Momentum pembangunan ini juga memiliki makna simbolis menjelang Hari UlangTahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Kehadiran pemerintah di tengahmasyarakat Papua, disertai program nyata yang menyentuh kebutuhan mereka, menjadi pengingat bahwa Papua adalah bagian integral dari Indonesia yang mendapat perhatian dan dukungan penuh. Semangat persatuan yang diusung dalamkegiatan di Nabire mencerminkan tekad bersama untuk membangun tanah Papua sebagai wilayah yang damai, sejahtera, dan setara dengan daerah lainnya.
Rangkaian pembangunan yang digelar di Nabire juga diikuti kegiatan serupa di Jayapura, Wamena, Merauke, Sorong, dan Manokwari. Di berbagai lokasi tersebut, pemerintah melaksanakan penyaluran bantuan sosial, pemeriksaan kesehatan gratis, serta peletakan batu pertama dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai langkahawal memperluas jangkauan program.
Kehadiran kegiatan di banyak titik ini menunjukkan bahwa upaya memperkuat gizimasyarakat, meningkatkan layanan kesehatan, dan mendorong kemandirianekonomi desa dilakukan secara merata di seluruh wilayah Papua, sehinggamanfaatnya dapat dirasakan langsung oleh seluruh masyarakat.
*) Praktisi Pemberdayaan Masyarakat