Menjelang pergantian kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Presiden terpilih Prabowo Subianto, berbagai pihak menyerukan agar masyarakat dan para elite politik menghentikan segala bentuk provokasi yang dapat memperkeruh situasi. Sejumlah tokoh nasional mengimbau pentingnya menjaga stabilitas dan keamanan negara selama masa transisi kekuasaan ini.
Masa pergantian presiden sering kali menjadi momen sensitif di mana isu-isu politik dapat dengan mudah dipelintir dan dimanfaatkan untuk memicu ketegangan di masyarakat. Sejak pemilihan umum selesai, berbagai pihak telah memperlihatkan rasa optimisme terhadap pemerintahan baru, namun tidak sedikit pula yang menggunakan kesempatan ini untuk menyebar isu-isu negatif dan provokatif.
Salah satu tokoh nasional yang berbicara mengenai pentingnya menjaga kondusivitas adalah Menko Polhukam Mahfud MD. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa semua pihak harus bersikap dewasa dan bijaksana dalam menghadapi transisi ini. “Tidak ada alasan bagi siapapun untuk memicu kerusuhan atau menimbulkan kebencian. Pemilu sudah selesai, sekarang saatnya kita bersatu untuk Indonesia yang lebih baik,” ujarnya.
Di sisi lain, sejumlah kelompok masyarakat sipil juga mengadakan deklarasi damai dan menyerukan agar provokasi, terutama di media sosial, dapat dihentikan. Media sosial dinilai menjadi salah satu medium utama penyebaran berita bohong (hoaks) dan provokasi yang berpotensi memecah belah bangsa. Deklarasi ini mengajak seluruh masyarakat untuk bijak dalam menyaring informasi dan tidak mudah terpancing oleh narasi-narasi yang bersifat mengadu domba.
Peneliti politik dari LIPI, Siti Zuhro, juga menekankan pentingnya peran media dalam menjaga kedamaian selama masa transisi. “Media memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan informasi yang faktual dan menghindari pemberitaan yang dapat memicu keresahan di masyarakat. Di masa-masa seperti ini, profesionalisme media sangat dibutuhkan,” ungkapnya.
Sementara itu, presiden terpilih Prabowo Subianto dalam berbagai kesempatan juga mengajak para pendukungnya untuk bersikap tenang dan tidak terprovokasi. Prabowo menegaskan bahwa prioritasnya setelah dilantik adalah untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. “Saya meminta kepada seluruh pendukung saya untuk bersikap arif, dan mari kita sambut masa depan dengan optimisme serta semangat membangun negara yang lebih baik,” tegas Prabowo.
Pemerintahan Jokowi, yang akan segera berakhir, juga tetap menjaga komitmennya untuk memastikan transisi kekuasaan berjalan dengan damai dan aman. Dalam beberapa bulan terakhir, Jokowi terus mengimbau agar masyarakat tidak mudah terpecah belah oleh isu-isu yang tidak jelas asal-usulnya. “Demokrasi kita sudah semakin matang. Kita harus menunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang mampu melewati setiap tantangan dengan kepala dingin dan penuh kedewasaan,” kata Jokowi dalam salah satu pidatonya.
Dengan berbagai seruan yang muncul dari berbagai lapisan masyarakat, harapannya, proses transisi dari Presiden Jokowi ke Prabowo dapat berlangsung dengan damai dan tanpa hambatan. Semua pihak diharapkan turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas dan menghindari segala bentuk provokasi yang hanya akan memperkeruh suasana.