Kesepakatan Indonesia dengan UNI Eropa Terobosan Kerja Sama Strategis dalam Bidang Ekonomi

Oleh: Silvia AP )*

Kesepakatan Indonesia dengan Uni Eropa menjadi tonggak penting dalam membangun fondasi baru kerja sama strategis di bidang ekonomi. Dalam lanskap global yang terus berubah, kedua pihak memandang perlu adanya keterhubungan yang lebih erat demi memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, adil, dan saling menguntungkan. Kesepakatan ini mencerminkan kematangan hubungan diplomatik dan kepentingan bersama untuk memperluas peluang ekonomi melalui pendekatan yang inklusif dan adaptif terhadap tantangan zaman.

Perjanjian tersebut melibatkan sejumlah aspek strategis yang dirancang untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global dan memperluas jangkauan pasar produk-produk nasional ke Eropa. Salah satu elemen penting dalam kesepakatan ini adalah terciptanya kerangka perjanjian dagang bilateral Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang telah disepakati.

Presiden RI, Prabowo Subianto mengatakan hampir seluruh tarif barang baik yang diimpor dari Uni Eropa dan Indonesia bisa 0 persen. Presiden Prabowo menekankan CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa merupakan suatu peristiwa bersejarah dan menjadi kerja sama yang strategis, serta terobosan dalam hubungan antara dua belah pihak. Kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa tidak hanya membawa manfaat bagi kedua belah pihak, tetapi juga berdampak positif terhadap stabilitas ekonomi dan geopolitik global.

Adapun, Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan CEPA antara Indonesia-Uni Eropa itu akan membuka akses pasar seluas-luasnya bagi dua belah pihak. Menurut Rosan, dengan IEU CEPA ini trade-nya bisa meningkat menjadi 60 miliar dolar (AS) dari kurang lebih 30 miliar dolar (AS), dan juga diharapkan menjadi lebih positif dari segi investasi.

CEPA ini tidak hanya mencakup pengurangan tarif dan penghapusan hambatan perdagangan, tetapi juga menyentuh isu-isu non-tarif seperti standar teknis, transparansi regulasi, hak kekayaan intelektual, penguatan kapasitas usaha kecil dan menengah (UKM), serta penyelarasan kebijakan perdagangan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Baca juga  Presiden Prabowo Luncurkan Program Hasil Terbaik Cepat untuk Pemerataan Pendidikan Nasional

Aspek lain yang menonjol dalam kesepakatan ini adalah dorongan terhadap kerja sama investasi yang lebih terstruktur. Dalam dokumen kesepakatan, tercantum komitmen kedua pihak untuk menciptakan iklim investasi yang transparan, adil, dan tidak diskriminatif. Penanaman modal asing dari Eropa diharapkan dapat meningkat secara signifikan, dengan fokus pada proyek-proyek yang mendorong alih teknologi, penciptaan lapangan kerja berkualitas, serta transfer pengetahuan dan keterampilan kepada tenaga kerja lokal. Hal ini memberikan kontribusi langsung terhadap peningkatan daya saing nasional dan memperkuat kapasitas industri dalam negeri.

Ketua Fraksi Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Budi Djiwandono, mengatakan sangat mengapresiasi tercapainya kesepakatan IEU?CEPA. Rampungnya kesepakatan ini menandai babak baru hubungan perdagangan dan diplomatik kedua pihak setelah hampir satu dekade dan 19 ronde negosiasi. Hal ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk membangun hubungan dagang yang setara, strategis, dan saling menguntungkan. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, diplomasi ekonomi Indonesia terbukti dapat dikelola dengan prinsip kolaboratif dalam kerangka perdagangan yang bebas dan adil

Budi menilai bahwa IEU?CEPA akan memperluas akses ke pasar Uni Eropa yang berpenduduk lebih dari 450 juta jiwa, serta berpotensi meningkatkan nilai perdagangan dengan Uni Eropa yang selama ini telah mencapai USD 30 miliar (setara dengan Rp480 triliun). Dengan penerapan tarif nol untuk sekitar 80% komoditas ekspor Indonesia, perjanjian ini diproyeksikan mampu mendorong lonjakan ekspor lebih dari 50% dalam beberapa tahun ke depan.

Selain aspek perdagangan dan investasi, Budi juga menyoroti aspek penguatan konektivitas antar warga, khususnya melalui kebijakan visa cascade dari Uni Eropa yang akan mempermudah WNI memperoleh visa Schengen multi-entry. Dalam kondisi global yang semakin tidak menentu akibat meningkatnya tensi geopolitik, ancaman perang dagang, hingga tren deglobalisasi. Keberhasilan kesepakatan ini merupakan bukti bahwa Indonesia selalu berkomitmen untuk mengutamakan kolaborasi yang setara dan saling menguntungkan.

Baca juga  Pemberantasan Narkoba oleh Presiden Prabowo, Wujud Komitmen Pemerintah Dalam Melindungi Anak Bangsa

Tidak hanya fokus pada aspek ekonomi makro, kesepakatan ini juga membawa dimensi pembangunan daerah dan pemberdayaan lokal. Dengan adanya skema kerja sama lintas wilayah dan antar kota, Indonesia dan Uni Eropa mendorong kerja sama ekonomi sub-nasional dalam bentuk kemitraan antar pelaku usaha kecil menengah, pertukaran inovasi antar daerah, hingga promosi potensi pariwisata dan produk lokal. Model kerja sama ini diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh wilayah Indonesia.

Kesepakatan ini juga memiliki dimensi strategis yang lebih luas dalam geopolitik ekonomi global. Dalam situasi ketidakpastian global, fragmentasi rantai pasok, dan meningkatnya proteksionisme, Indonesia dan Uni Eropa memilih jalur kerja sama terbuka yang berbasis pada aturan, transparansi, dan prinsip keberlanjutan.

Secara keseluruhan, kesepakatan antara Indonesia dan Uni Eropa merupakan langkah terobosan yang tidak hanya mencerminkan kepentingan ekonomi kedua pihak, tetapi juga membawa harapan baru bagi model kerja sama global yang lebih adil dan inklusif. Dalam beberapa tahun ke depan, pelaksanaan perjanjian ini akan menjadi kunci dalam mengukur keberhasilan transformasi struktural ekonomi Indonesia, serta peran aktifnya dalam membentuk tatanan perdagangan dan investasi internasional yang lebih berimbang.

)* Penulis adalah tim redaksi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ideas

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *