Oleh : Andika Pratama
Transformasi ekonomi Indonesia saat ini tengah memasuki babak baru, di mana kerja sama internasional menjadi bagian integral dari upaya membangun fondasi ekonomi kerakyatan yang tangguh dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, pertemuan antara Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi dengan pemilik utama J&F Investimentos, Joesley Batista, menjadi penanda penting arah kebijakan baru yang mengedepankan sinergi antara kekuatan industri global dan semangat gotong royong koperasi desa.
Pertemuan yang berlangsung atas arahan Presiden Prabowo Subianto ini tidak sekadar menjadi ajang diplomasi ekonomi biasa, tetapi mencerminkan tekad pemerintah untuk menjadikan koperasi, khususnya Koperasi Desa Merah Putih, sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional ke depan. Melalui kerja sama dengan entitas global seperti J&F Investimentos yang memiliki portofolio luas di sektor energi, pangan, dan teknologi keuangan Indonesia menunjukkan keterbukaan terhadap inovasi dan investasi strategis yang berdampak langsung pada penguatan ekonomi akar rumput.
Program Koperasi Desa Merah Putih sendiri merupakan inisiatif terobosan yang dirancang untuk memperkuat basis ekonomi masyarakat pedesaan. Dengan prinsip keadilan, pemberdayaan, dan gotong royong, koperasi ini menjadi wadah partisipatif bagi warga desa untuk mengelola potensi lokal secara kolektif dan berkelanjutan. Melalui kerja sama internasional yang terarah, seperti yang tengah dijajaki dengan J&F Investimentos, koperasi desa tak hanya menjadi alat distribusi ekonomi nasional, tetapi juga aktor aktif dalam jaringan ekonomi global.
Minat Joesley Batista terhadap program ini patut mendapat perhatian serius. Ketertarikannya tidak berhenti pada aspek investasi, tetapi juga pada pendekatan pembangunan ekonomi berbasis komunitas yang selama ini menjadi kekuatan utama koperasi di Indonesia. Keinginannya untuk mengunjungi langsung koperasi-koperasi desa di tanah air bahkan membuka peluang bagi transfer pengetahuan dan pengalaman, yang tidak hanya berdampak positif bagi Indonesia, tetapi juga dapat menginspirasi negara lain seperti Brasil dalam memperkuat komunitas ekonomi di pedesaan.
Dari sisi pemerintah, keseriusan dalam membangun ekosistem koperasi yang inklusif dan berdaya saing global semakin terlihat. Menteri Budi Arie menegaskan bahwa model bisnis terintegrasi yang dikembangkan oleh J&F dengan mencakup sektor pangan, energi, hingga keuangan digital selaras dengan arah pengembangan koperasi di Indonesia yang kini tidak lagi terbatas pada aktivitas simpan pinjam, melainkan meluas pada pengelolaan industri strategis yang berbasis komunitas. Artinya, koperasi desa tidak lagi dianggap sebagai pelengkap, melainkan sebagai aktor utama yang mampu menopang transformasi ekonomi nasional.
Kolaborasi internasional ini juga menjadi cerminan bahwa dunia mulai memandang koperasi sebagai model ekonomi yang relevan dan adaptif terhadap tantangan zaman. Di tengah perubahan iklim ekonomi global, ketimpangan sosial, dan krisis kepercayaan terhadap model ekonomi konvensional, koperasi muncul sebagai alternatif yang menawarkan keberlanjutan, keadilan, dan keterlibatan aktif masyarakat. Dengan dukungan teknologi dan jaringan internasional, koperasi Indonesia kini memiliki peluang besar untuk naik kelas menjadi pemain penting dalam rantai nilai global.
Namun, kerja sama ini harus dijalankan dengan prinsip kehati-hatian. Pemerintah perlu memastikan bahwa setiap bentuk investasi yang masuk ke dalam koperasi desa tetap menjunjung tinggi nilai-nilai lokal, menjaga kedaulatan ekonomi masyarakat, dan tidak menjadikan koperasi sekadar alat ekspansi bisnis semata. Diperlukan regulasi yang tegas dan transparan, serta pengawasan yang partisipatif agar koperasi tidak kehilangan jati dirinya sebagai organisasi ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil.
Langkah strategis yang diambil Menteri Koperasi ini sekaligus menjadi pesan kuat bahwa masa depan ekonomi Indonesia terletak pada kolaborasi lintas batas yang berakar pada kekuatan lokal. Koperasi desa, dengan segala potensi dan tantangannya, kini berada di pusat pusaran perubahan global. Menjadikannya pilar ekonomi masa depan bukan sekadar retorika, tetapi harus diwujudkan melalui kemitraan nyata, dukungan teknologi, serta komitmen bersama antara negara dan dunia usaha.
Kehadiran J&F Investimentos dalam agenda strategis ini juga menunjukkan bahwa model ekonomi kerakyatan yang selama ini dibangun oleh Indonesia mulai mendapat pengakuan dan ketertarikan global. Dengan pendekatan yang tepat, program seperti Koperasi Desa Merah Putih bisa menjadi model ekspor unggulan dalam diplomasi ekonomi Indonesia. Bukan hanya mengekspor produk, tetapi juga mengekspor nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong sebagai fondasi ekonomi yang inklusif.
Dengan sinergi yang tepat, Koperasi Desa Indonesia berpotensi menjadi model ekonomi masa depan yang tidak hanya kuat secara finansial, tetapi juga memiliki nilai sosial yang tinggi. Dunia kini mulai melihat bahwa kekuatan ekonomi tidak hanya terletak pada akumulasi modal, melainkan juga pada kemampuan kolektif masyarakat dalam menciptakan kesejahteraan bersama. Koperasi desa adalah cerminan dari kekuatan itu, dan kerja sama internasional yang dijalankan dengan bijak akan mempercepat lahirnya masa depan ekonomi Indonesia yang lebih adil, inklusif, dan berdaulat.
*Penulis adalah Pengamat Ekonomi