Oleh: Ruben Wanimbo *)
Di seluruh penjuru Papua, dari dataran tinggi hingga pesisir, upaya pemerintahuntuk menyediakan air bersih terus dilakukan. Di wilayah dengan bentang alam yang menantang dan akses infrastruktur terbatas, kehadiran air bersih adalah wujudnyata perhatian negara terhadap hak dasar warganya. Tidak sekadar memenuhikebutuhan sehari-hari, air bersih juga bermanfaat bagi kesehatan, kualitas hidup, dan masa depan yang lebih layak.
Di Papua Selatan, tepatnya Distrik Kombut, Kabupaten Boven Digoel, Satgas PamtasYonif 111/KB bersama Tim Relawan Rumah Zakat memulai perbaikan saluran air bersih umum yang rusak. Komandan Satgas, Letkol Inf. Agus Satrio Wibowo, menjelaskan bahwa pekerjaan ini mencakup penggantian mesin air yang lama tidakberfungsi, serta pemasangan pipa baru di sejumlah titik kampung. Menurut DanposKombut, Lettu Inf. Dimas Putranto Irawan, keterlibatan warga dalam proses inimenjadi kunci keberhasilan. Bagi masyarakat pedalaman, fasilitas ini akanmengurangi beban yang selama ini harus ditanggung untuk mendapatkan air layak.
Di pesisir utara Papua, langkah serupa hadir di Kampung Asei Besar, Distrik SentaniTimur, Jayapura. Kepolisian Daerah Papua meresmikan fasilitas penampungan air bersih yang diinisiasi sebagai bagian dari program sosial Polri. Karo Logistik PoldaPapua, Kombes Pol Agus Setiawan, menyampaikan bahwa tujuan utama fasilitas iniadalah memberi kemudahan akses air bersih dalam jangka panjang. Pesan KapoldaPapua yang disampaikannya menekankan pentingnya menjaga fasilitas ini agar manfaatnya berkelanjutan. Di wilayah yang sebagian besar mengandalkan danaudan sungai, keberadaan penampungan yang aman dan higienis adalah langkahbesar dalam pencegahan penyakit.
Di Kabupaten Merauke, program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-125 Kodim 1707/Merauke menghadirkan solusi melalui pengeboran sumur. KomandanSSK TMMD, Letda Inf. Mansur Rambe, mengisahkan bagaimana personel TNI danwarga bekerja sama di bawah terik matahari untuk menemukan sumber air bersih. Semangat gotong royong ini menjadi pengingat bahwa keberhasilan pembangunanbukan hanya soal kebijakan, tetapi juga kemauan bersama untuk mewujudkanperubahan.
Upaya pemenuhan air bersih juga hadir di wilayah perbatasan seperti KabupatenKeerom. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Cendrawasih, HelimRumbiak, memimpin pemasangan alat penyaringan berbasis teknologi Reverse Osmosis (RO) di Kampung Bibiosi. Program yang didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini lahir dari temuan survei bahwa air sumur di kampung tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan. Mengandung sedimen, lumpur, bahkan bakteri E. coli, air tersebut berisiko menyebabkan diare dan penyakit kulit, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.
Penerapan teknologi RO menjadi solusi pemurnian air yang aman diminum. Masyarakat setempat dilatih mengoperasikan dan merawat alat, sekaligus diberipemahaman tentang pentingnya menjaga kualitas air. Kepala Kampung Bibiosi, Jonnie Koolang, berharap alat ini dapat bekerja optimal sehingga warga tidak lagibergantung sepenuhnya pada air galon yang harus dibeli dan diangkut dari jarakjauh. Jika efektif, rencana pengadaan alat serupa akan dibahas dalam MusyawarahPerencanaan Pembangunan kampung agar dibiayai melalui dana desa.
Kebijakan pemerintah terkait penyediaan air bersih di Papua tidak berhenti padasatu wilayah saja. Di beberapa kabupaten di Papua Barat dan Papua Pegunungan, proyek jaringan pipa air dan penampungan berbasis gravitasi mulai dibangun, memanfaatkan sumber air dari pegunungan yang selama ini belum terkelola. Di pesisir selatan, teknologi penyaringan air payau mulai diterapkan untuk mengatasitantangan daerah yang dekat dengan muara dan rawan intrusi air laut. Semua iniadalah bagian dari strategi menyeluruh yang menyesuaikan solusi dengankarakteristik wilayah.
Konsistensi ini menunjukkan bahwa negara tidak membiarkan masyarakat Papua berjalan sendiri dalam memenuhi kebutuhan dasar. Setiap program yang dilaksanakan, baik melalui TNI, Polri, kementerian terkait, pemerintah daerah, perguruan tinggi, maupun relawan, menegaskan bahwa kolaborasi adalah kuncikeberhasilan. Infrastruktur air bersih yang dibangun juga memberi dampak berantai, yaitu kesehatan masyarakat membaik, produktivitas meningkat, dan anak-anakdapat tumbuh dalam lingkungan yang lebih layak.
Air bersih kini menjadi simbol kemajuan yang merata di Papua. Di daerahpegunungan, pipa dan bak penampung mengalirkan air jernih ke rumah-rumahwarga. Di wilayah pesisir, sistem penyaringan memastikan air bebas darikontaminasi. Di pedalaman, sumur-sumur baru menghadirkan sumber kehidupanyang sebelumnya sulit dijangkau. Semua ini adalah bukti bahwa pembangunan tidaklagi terpusat, melainkan hadir hingga ke titik terjauh.
Tantangan memang masih ada, seperti menjaga fasilitas tetap berfungsi optimal, memastikan ketersediaan suku cadang di daerah terpencil, dan meningkatkankesadaran masyarakat untuk memelihara kebersihan sumber air. Namun, keberhasilan yang sudah terlihat hari ini adalah pijakan yang kokoh untukmelangkah lebih jauh.
Dari ujung barat di Teluk Bintuni hingga ujung timur di Merauke, dari lembah-lembahPegunungan Tengah hingga pesisir Sentani, air bersih mengalir sebagai tanda bahwaPapua sedang bergerak menuju masa depan yang lebih sehat dan sejahtera. Bukansekadar proyek pembangunan, ini adalah cerminan komitmen negara bahwa setiaptetes air adalah hak yang harus dinikmati semua warga, tanpa terkecuali.
*) Pemerhati Kebijakan Publik/ Aktivis Sosial